Tugas ekonomi pembangunan
EKONOMI PEMBANGUNAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM
KONSEP pembangunan dan ekonomi menurut perspektif Islam berbeda dengan konsep pembangunan ekonomi yang dikemukakan oleh pemikir barat. Dalam perspektif Islam, pembangunan ekonomi bersifat material dan spiritual, yang mencakup pula pembangunan sumber daya manusia (SDM), sosial, kebudayaan dan lainnya. Dalam perkataan lain dampak pembangunan dalam Islam adalah menyeluruh sebagaimana konsepsi Islam sebagai agama yang menyeluruh. Bukan hanya ekonomi yang bersifat material tetapi juga pembangunan nonmaterial yang bersifat spiritual, akhlak, sosial dan kebudayaan.
Ada lima kebijakan utama pembangunan dalam Islam, yaitu: Pertama, konsep pembangunan berlandaskan tauhid, khalifah dan tazkiyah; Kedua, aspek pembangunan meliputi fisik dan moral spiritual; Ketiga, fokus utama pembangunan adalah manusia sebagai subjek dan objek pembangunan guna mencapai kesejahteraan; Keempat, fungsi dan peran Negara, dan; Kelima, skala waktu pembangunan meliputi dunia dan akhirat.
Konsep tauhid memegang peranan penting karena esensi dari segala sesuatu, termasuk aktivitas pembangunan adalah didasarkan pada ketundukan pada aturan Allah Swt. Pembangunan harus dilakukan dan diarahkan kepada upaya untuk melaksanakan segala ketentuan-Nya. Adapun pelaku pembangunan adalah manusia. Manusia sebagai hamba Allah, juga sekaligus khalifatullah fil ardh (wakil Allah di muka bumi) bertugas untuk memakmurkan bumi. Kedua tugas ini akan berjalan baik dan sukses sangat tergantung pada jalan yang dipilihnya. Pilihan atas jalan tersebut mempengaruhi arah dari pembangunan. Allah telah memberikan dua potensi pada diri manusia dalam menentukan arah kehidupan, yaitu potensi kebaikan (al-taqwa) dan potensi keburukan (al-fujur) (QS, 91: 8-10).
Dalam perspektif ekonomi Islam, paling tidak ada tiga faktor yang mempengaruhi tingkat pembangunan: Pertama, investible resources (sumber daya yang dapat diinvestasikan). Maksudnya adalah segala sumber daya yang dapat digunakan untuk menggerakkan roda perekonomian. Sumber daya tersebut antara lain SDA, SDM dan modal. SDA adalah anugerah dari Allah yang disiapkan untuk kepentingan manusia. Adapun sumber daya modal adalah potensi dana yang bisa dioptimalkan, antara lain saving rate di suatu negara. Saving rate adalah proporsi dana yang disimpan oleh masyarakat dalam bentuk tabungan yang dapat digunakan sebagai modal untuk membiayai pembangunan. Tinggal bagaimana caranya agar dana-dana tersebut bisa disalurkan kepada sektor-sektor yang menjadi prioritas pembangunan. Hal ini sangat tergantung dengan SDM.
Faktor kedua, SDM dan entrepreneuship. Ketika basis pembangunan ekonomi Islam adalah sektor ril, maka memiliki SDM yang berjiwa entrepreneuship sebuah keniscayaan. Karena kemandirian ekonomi suatu negara dapat dicapai melalui pemenuhan dua hal, yaitu optimalisasi potensi lokal dan pengembangan budaya bisnis berbasis syariah. Optimalisasi potensi lokal berarti tidak pernah bergantung pada pihak lain, atau bergantung pada impor dan produk yang dihasilkan oleh negara lain.
Dan, faktor ketiga adalah teknologi dan inovasi. Teknologi dan inovasi merupakan faktor yang mengakselerasi pertumbuhan ekonomi. Teknologi akan melarikan efisiensi dan basis teknologi adalah inovasi. Karena itu, inovasi menjadi suatu kebutuhan yang perlu didesain secara serius oleh pemerintah. Rasullah bersabda, “Sesungguhnya Allah mencintai orang mukmin yang berkarya.” (HR. Baihaqi).
Komentar
Posting Komentar